Sementara beban pokok pendapatan bisa ditekan lebih jauh hingga 38 persen dari Rp48,7 miliar menjadi Rp35,1 miliar. Namun, situasi tersebut tak mampu mengangkat kinerja bottom line TGUK yang merugi Rp20 miliar, berbalik dari posisi untung di periode yang sama 2023 sebesar Rp4 miliar.
Penurunan kinerja keuangan inilah yang membuat perseroan melakukan efisiensi biaya operasional. Di samping mengurangi outlet dan jumlah karyawan, TGUK juga memindahkan lokasi HO yang menghasilkan efisiensi biaya sewa dan utilitas sebesar Rp480 juta.
Harga saham TGUK saat ini berada di level Rp50. Sejak awal tahun, harga saham emiten makanan dan minuman itu terkoreksi hingga 46,8 persen.
(Rahmat Fiansyah)