sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tembaga dan Platinum Jadi Top Losers Komoditas Metal Sepekan

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
24/03/2024 11:30 WIB
Harga tembaga berjangka (futures) di bursa London Metal Exchange ditutup merosot 1,25 persen. Sementara top losers komoditas metal lainnya adalah platinum.
Tembaga dan Platinum Jadi Top Losers Komoditas Metal Sepekan. (Foto MNC Media)
Tembaga dan Platinum Jadi Top Losers Komoditas Metal Sepekan. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Harga tembaga berjangka (futures) di bursa London Metal Exchange ditutup merosot 1,25 persen pada Jumat (22/3/2024). Sementara top losers komoditas metal lainnya adalah platinum yang membukukan penurunan 1,36 persen pada periode perdagangan yang sama.

Harga tembaga dalam sepekan sudah anjlok 2,83 persen dan harga platinum turun 4,03 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Harga tembaga melorot menuju USD3,99 per pon setelah mencapai level tertinggi dalam hampir satu tahun di USD4,12 per pon pada 18 Maret 2024, seiring meningkatnya kekhawatiran atas kondisi perekonomian China dan sektor properti yang kembali menjadi pusat perhatian investor.

Harga tembaga juga tertekan kejutan rilis data makroekonomi China dan keputusan pabrik peleburan negara tersebut untuk mengurangi produksi.

Meskipun terjadi percepatan tak terduga dalam produksi industri China pada Februari, kekhawatiran akan rapuhnya permintaan barang-barang manufaktur dan rumah baru melemahkan ekspektasi terhadap pembelian komoditas di negara tersebut.

Hal ini tercermin dari lonjakan 20 persen dalam persediaan tembaga China pada pekan yang berakhir tanggal 15 Maret dan meningkatkan persediaan musiman, serta konsisten dengan anjloknya harga premium tembaga Yanghsan baru-baru ini.

Namun, harga tembaga berjangka tetap 5 persen lebih tinggi pada bulan ini, didukung oleh keputusan pabrik peleburan untuk mengurangi produksi di fasilitas yang tidak menguntungkan karena kekurangan bahan mentah.

Harga tembaga sebelumnya mengalami kenaikan, melampaui ambang batas USD4,1 per pon dan mencapai level tertinggi sejak April 2023. Sebab, data ekonomi China yang kuat menumbuhkan harapan pemulihan permintaan dari konsumen logam terkemuka terbesar di dunia tersebut.

Harga tembaga sudah mulai naik pada minggu lalu setelah pabrik peleburan tembaga terkemuka di China setuju untuk mengurangi produksi di fasilitas yang tidak menguntungkan karena kekurangan bahan mentah.

Keputusan strategis ini diambil sebagai respons terhadap penurunan harga konsentrat tembaga secara signifikan hingga ke level terendah dalam satu dekade. Alhasil, memberikan dampak buruk terhadap profitabilitas smelter.

Meskipun terdapat sinyal positif, kekhawatiran masih tetap ada pada sektor real estate. Investasi properti turun sebesar 9 persen pada periode yang sama, meskipun merupakan perbaikan dari penurunan sebesar 24 persen pada bulan Desember, hal ini menunjukkan masih adanya tantangan di sektor ini.

Selain itu, harga platinum dunia juga mengalami tekanan dalam sepekan. Harga platinum turun di bawah USD900 per troy ons turun dari level tertinggi dalam dua bulan pada tanggal 13 Maret, karena melemahnya prospek permintaan mobil. 

Platinum adalah bahan baku yang digunakan dalam produksi catalytic converter, namun telah menghadapi tekanan dalam beberapa tahun terakhir, seiring peralihan produsen dari mobil konvensional (ICE) ke mobil listrik (EV). 

Produsen kendaraan listrik terkemuka di China, Guangzhou Xiaopeng Motors Technology mengatakan akan meluncurkan produk terbaru yang lebih murah pada April 2024. 

Selain itu, UBS Group memproyeksikan penjualan kendaraan listrik akan mencapai 9,6 juta pada 2030, hampir lima kali lipat angka yang terlihat pada tahun 2023. 

Data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan mendorong pasar untuk mengurangi ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed) pada bulan Juni. Kondisi ini bisa menghambat prospek permintaan lebih lanjut untuk komoditas metal terutama yang berhubungan dengan industri seperti tembaga dan platinum.

Sisi positifnya, konsumen utama China masih menunjukkan beberapa tanda pemulihan ekonomi setelah output industri, penjualan ritel, dan pertumbuhan investasi modal tetap melampaui ekspektasi pada Januari-Februari 2024.

(YNA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement