"Variabel cost menurun sebesar 11% dari tahun 2020 sebesar USD 64/ton menjadi USD57 per ton pada 2021," paparnya.
Di samping itu, pada 2020 laba bruto perseroan naik 72% sebesar USD112 juta menjadi USD193 juta pada 2021.
"Biaya SGA mengalami kenaikan karena adanya kenaikan pada biaya penjualan atau ongkos angkut dari semula USD27 juta pada 2020 menjadi sebesar USD30 juta karena tingginya volume penjualan, serta pengakuan cadangan piutang tidak tertagih sebesar USD6,5 juta," terang dia.
Lebih detail ia menjelaskan, laba bersih naik pada 2021 menjadi USD60 juta di atas realisasi 2020 yang mengalami rugi sebesar USD26 juta.
Dari sisi EBITDA,perseroan berhasil mencapai realisasi YTD, 2021 sebesar USD123 juta.