Pasalnya, negara-negara maju menuntut setiap produk yang masuk harus berdasarkan kaidah-kaidah ramah lingkungan.
"Daya saing jelas meningkat. Terlebih, karena Uni Eropa akan menerapkan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) pada 2026," tutur Ahmad.
Namun, Ahmad mengingatkan bahwa GGRP tidak bisa hanya sendirian dalam mendorong aktivitas industri yang berkelanjutan tersebut.
Ahmad berharap para pelaku industri lain juga bisa mengikuti jejak GGRP dalam mendorong semangat keberlanjutan, sehingga berdapat bersama-sama mengurangi emisi karbon.
"Intinya harus ada kolaborasi dan dukungan. GRP bisa mengajak atau bermitra dengan industri lain. Pemerintan bisa menjembatani," ungkap Ahmad.