Dengan meningkatkan harga jual rokok, Heru memandang profitabilitas GGRM tetap terjaga saat daya beli mulai pulih namun masih terdampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Heru turut mewaspadai adanya penurunan volume permintaan di tengah persaingan antar-industri sejenis.
"Karene di Indonesia masih ada produsen kecil yang kelasnya di bawah GGRM ataupun Djarum, Sampoerna, yang beban cukainya itu memang lebih rendah, sehingga mereka bisa menjual rokok lebih murah tapi tidak terkena beban cukai yang sebesar Gudang Garam," tandasnya. (NIA)