IDXChannel – Melirik sejarah saham PNBS atau emiten milik perusahaan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk nyatanya sangat menarik. Panin Bank Dubai Syariah adalah lembaga perbankan yang berbasis di Jakarta. Bank ini dahulu bernama Bank Harfa yang berkantor pusat di Surabaya dan juga dikenal sebagai Bank Panin Syariah sejak tahun 2009 hingga 2016.
Nama PT Bank Harfa kemudian diubah menjadi PT Bank Panin Syariah (ditulis Panin Bank Syariah) pada tanggal 3 Agustus 2009, kantor pusat dipindahkan ke Jakarta dan diberikan izin usaha Syariah oleh Bank Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur BI No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009. Akhirnya bank resmi beroperasi sebagai bank syariah pada tanggal 2 Desember 2009.
Pada 15 Januari 2014, Panin Bank Syariah resmi menjadi perusahaan publik dengan menerbitkan 50% sahamnya dengan harga penawaran Rp100. Pada saat yang sama, waran juga dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Panin Syariah Bank merupakan bank syariah pertama yang go public.
Baru-baru ini, manajemen bank membuat gebrakan bekerja sama dengan Dubai Islamic Bank, bank syariah di Dubai, Uni Emirat Arab, pemilik bank ini berturut-turut (sekitar 39,5%, kemudian berkurang menjadi 38,25%).
Nama Perusahaan kemudian berubah menjadi PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk sejak 11 Mei 2016. Adapun identitas barunya (bernama Panin Bank Dubai Syariah) baru diperkenalkan pada 21 Maret 2017. Saat ini kepemilikan Panin Bank Dubai Syariah dikuasai oleh Panin Bank (67,3%), Dubai Islamic Bank (25,1%) dan publik (7,6%).
Laporan Keuangan PNBS
PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) membukukan laba bersih Rp169 miliar pada Q3 2022. Produksi ini meningkat 67,6 kali dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, laba operasional bank sebelum pencadangan mencapai Rp306,9 miliar pada Q3 2022, naik 118% dari Rp140,8 miliar setahun sebelumnya.
Sedangkan laba sebelum pajak (PBT) naik menjadi Rp216,7 miliar pada sembilan bulan pertama tahun ini. Akuisisi ini mengalami peningkatan tajam sebesar Rp3,2 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, PNBS mencatatkan beban keuangan Rp9,7 triliun hingga kuartal ketiga 2022, naik tipis 2 % year-on-year (y/y). Dengan akuisisi tersebut, aset perseroan juga meningkat 16% year-on-year menjadi Rp14,3 triliun. (SNP)