Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat surplus neraca perdagangan barang Indonesia pada bulan tersebut sebesar USD4,23 miliar. Lebih besar dibandingkan konsensus pasar yang memprediksi Surplus Neraca Perdagangan pada Juli sebesar USD3,81 miliar.
"Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan surplus Juni 2022 yang sebesar USD5,09 miliar," papar Ibrahim.
Secara kumulatif, lanjutnya, surplus neraca perdagangan Indonesia periode Januari hingga Juli tahun ini sebesar USD29,17 miliar. Surplus neraca perdagangan sudah berlangsung selama 27 bulan berturut-turut atau sejak Mei 2020.
Lebih lanjut Ibrahim memprediksi, untuk perdagangan besok, Selasa (16/8) mata uang rupiah dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.720-14.800. (TYO)