Tertekan Sentimen Pasar Global, Rupiah Ditutup Ambles di Rp14.453 per USD

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 92 poin di level Rp14.453 yang sebelumnya juga melemah Rp14.361.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks Dolar naik pada hari ini karena investor mencari keamanan karena ketidakpastian atas prospek pertumbuhan global.
"(Rupiah) menguat terhadap mata uang lainnya meskipun kemenangan pemilihan nyaman Presiden Prancis Emmanuel Macron atas saingan sayap kanan Marine Le Pen," ujar Ibrahim dalam risetnya, Senin (25/4/2022).
Ada tiga kekuatan besar yang mendorong pasar dan semuanya adalah kekhawatiran, menunjuk pada kekhawatiran tentang apakah AS dan ekonomi global dapat menahan Federal Reserve yang semakin hawkish, kekhawatiran tentang pertumbuhan China karena penguncian untuk mencegah penyebaran COVID- 19 dan guncangan komoditas yang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina.
Selain itu, investor khawatir tentang prospek pertumbuhan ekonomi China yang memburuk karena langkah-langkah ketat Covid-19 dan penguncian di seluruh negeri.
Pada hari Senin, Beijing memulai tiga putaran pengujian Covid-19 untuk semua penduduk distrik terbesarnya Chaoyang setelah lusinan kasus dilaporkan, mendorong orang untuk menimbun makanan karena kekhawatiran akan penguncian ketat yang pada akhirnya serupa dengan yang terjadi di pusat keuangan Shanghai. .
Dari sentimen domestik, banyak pengamat yang mengatakan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selama ini terlalu tinggi, terlebih saat memasuki pandemi Covid-19. Indonesia mestinya dapat menekan defisit hingga 1 persen, bahkan ketika kondisi ekspansif walaupun tahun-tahun sebelumnya memang APBN selalu defisit.
Hal tersebut menjadi masalah karena secara nominal terus membesar, meskipun pemerintah berdalih bahwa kondisinya aman berdasarkan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun saat pandemi Covid-19, defisit APBN melonjak menjadi 6 persen. Indonesia kemudian mendapatkan berkah dari kenaikan harga komoditas secara global sehingga pada 2021 defisit turun menjadi 4,7 persen.
Jika berkah komoditas itu tidak lagi ada, defisit APBN pada 2022 bisa mencapai 4 persen - 4,5 persen. Meskipun tahun depan terdapat kewajiban untuk menurunkan defisit hingga di bawah 3 persen, hal tersebut tidak cukup karena masih menjadi beban.
Sedangkan defisit yang ideal bagi Indonesia adalah di bawah 1 persen, bahkan ketika keuangan negara hendak ekspansif, sebagai negara berkembang Indonesia justru harus terus mengejar surplus APBN.
"Dan harus diingat bahwa, pengelolaan APBN saat ini bisa membuat masa depan keuangan negara menjadi buruk, bahkan sangat buruk. Alasannya beragam, mulai dari tingginya penerbitan utang hingga belanja yang tidak optimal," kata Ibrahim.
Dalam perdagangan sore ini, rupiah ditutup melemah. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.440 - Rp14.480.
(IND)