IDXChannel - Pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) malam tadi memberikan sinyal kemungkinan tidak menurunkan suku bunga pada tahun ini.
Apalagi data inflasi produksi Amerika Serikat (PPI) justru mengalami kenaikan menjadi 0,5% pada April 2024. Padahal di Maret 2024, tingkat inflasi sempat terealisasi -0,1%. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebanyak 0,3%.
Sementara dari dalam negeri, data neraca perdagangan akan dinanti pelaku pasar. Data tersebut sangat mempengaruhi kinerja pasar keuangan domestik khususnya mata uang rupiah.
Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, mengatakan sejauh ini spekulasi tetap ditahannya bunga acuan The Fed tidak membuat imbal hasil US Treasury mengalami penguatan. Semuanya terpantau stabil, pasar tidak mengambil tindakan terlalu jauh dengan melepas aset-aset di pasar keuangan.
"Data neraca dagang akan menjadi pembeda bagi pasar keuangan. Pada hari ini baik IHSG dan rupiah masih berpeluang untuk ditransaksikan di zona merah. Rupiah berpeluang bergerak dalam rentang 16.050–16.100, sementara IHSG masih berpeluang bergerak dalam rentang 7.070 hinga 7.120," kata Gunawan, Rabu (15/5/2024).