IDXChannel - Sebagian besar bursa Asia mengikuti jejak Wall Street dan mencatat penurunan pada Kamis (21/9/2023).
Dilansir dari Reuters, para investor menginterpretasikan pernyataan terbaru Federal Reserve Amerika Serikat (AS) sebagai sinyal kebijakan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Indeks MSCI dari saham-saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,6%, sementara indeks acuan Hong Kong turun 0,8%. Indeks Nikkei Jepang juga turun 1%.
"Saya pikir sentimen hari ini akan lebih condong ke sisi negatif," kata Ben Luk, pakar strategi multi-aset senior di State Street Global Markets.
The Fed mempertahankan suku bunga pada Rabu dan memproyeksikan kenaikan pada akhir tahun. Bank sentral AS juga mengatakan kebijakan moneter kemungkinan akan jauh lebih ketat hingga 2024 daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Kenaikan prospek suku bunga AS untuk beberapa tahun ke depan memicu rebound dolar AS, mendorong imbal hasil obligasi AS ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, dan membuat saham-saham berjatuhan.
Indeks dolar, yang membandingkan greenback dengan mata uang utama lainnya, naik menjadi 105,59 pada Kamis, level terkuat sejak 9 Maret. Di sisi lain, yen mendekati level terlemah sejak November.
Imbal hasil dari obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik menjadi 4,4310%, level tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Imbal hasil Treasury AS bertenor dua tahun naik ke level tertinggi dalam 17 tahun di 5,1970%.
Indeks-indeks saham utama AS turun. Indeks saham berjangka AS, S&P 500 e-minis, turun 0,12% di awal perdagangan di Asia.