IDXChannel - Saham-saham di Asia pada Jumat (15/9/2023) pagi mengikuti kenaikan Wall Street menjelang rilis serangkaian data ekonomi China.
Dilansir dari Bloomberg, laporan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat menghidupkan kembali spekulasi bahwa Federal Reserve akan mampu melakukan soft landing.
Ekuitas di Australia mengalami reli terbesar dalam dua pekan sementara saham Jepang dan Korea juga naik.
Kontrak berjangka di Hong Kong menguat dan kontrak untuk saham AS naik, menyusul kenaikan S&P 500 dan Nasdaq 100 pada Kamis karena penjualan ritel dan harga produsen melampaui perkiraan.
Dolar stabil sementara euro tetap pada level terendah dalam lima bulan setelah Bank Sentral Eropa (ECB) kembali menaikkan suku bunga, kemungkinan untuk terakhir kalinya pada siklus ini.
Para investor kini mengalihkan perhatian mereka ke data ekonomi China setelah bank sentral negara tersebut memangkas jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh pemberi pinjaman sebagai cadangan untuk kedua kalinya tahun ini. Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) juga mungkin akan menurunkan suku bunga MLF sebesar 10 basis poin.
“Pasar berada dalam suasana yang lebih baik pada akhir pekan ini, menyusul kenaikan suku bunga ECB yang dovish, laporan inflasi AS yang sesuai perkiraan, dan data belanja konsumen dan pasar tenaga kerja yang kuat,” kata Tony Sycamore, analis IG di Sydney.
S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 0,8% sementara Dow Jones Industrial Average melonjak hampir 1% pada Kamis. Data AS yang lebih baik dari perkiraan memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS sedang menuju periode pertumbuhan moderat, menghindari resesi dalam 12 bulan mendatang, menurut Solita Marcelli, kepala investasi Amerika di UBS Global Wealth Management.