sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

The Fed Keluarkan Sinyal Tapering, Bagaimana Peluang Pasar Obligasi Indonesia?

Market news editor Tia Komalasari/IDXChannel
09/10/2021 11:24 WIB
Pasar obligasi diperkirakan akan lebih kuat dalam menghadapi perubahan sentimen global.
Pasar obligasi diperkirakan akan lebih kuat dalam menghadapi perubahan sentimen global.  (Foto: MNC Media)
Pasar obligasi diperkirakan akan lebih kuat dalam menghadapi perubahan sentimen global. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pasar obligasi diperkirakan akan lebih kuat dalam menghadapi perubahan sentimen global. Pasar obligasi Indonesia (dengan selisih imbal hasil terhadap US Treasury yang masih lebar) membukukan kinerja yang lebih baik dalam menghadapi rencana Fed tapering, dimana sepanjang tahun berjalan sampai akhir September indeks pasar obligasi Indonesia menguat 3,9%. 

"Inflasi yang terkendali, pengelolaan fiskal yang baik, dan tingginya likuiditas domestik membantu penguatan pasar obligasi Indonesia yang diperkirakan masih akan terus berlanjut hingga akhir tahun," kata Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Freddy Tedja, dalam siaran pers, Sabtu (9/10/2021).

Sinyal Fed tapering atau pengurangan stimulus dari bank sentral Amerika Serikat sepertinya terlihat semakin jelas akan berlangsung di kuartal keempat ini. Kenaikan Fed Rate diproyeksikan akan maju lebih cepat dan terjadi di tahun 2022, menjadi 0,50%. 

Perubahan juga terjadi pada target inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Inflasi tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, yang disebabkan oleh disrupsi rantai pasokan global yang lebih persisten dari perkiraan. 

The Fed juga merevisi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 5,9% di 2021 sebagai dampak dari peningkatan kasus COVID-19 varian delta di Amerika Serikat (AS) pada kuartal ketiga 2021. Meski demikian, pada tahun 2022 aktivitas ekonomi diperkirakan akan lebih baik seiring dengan membaiknya kondisi pandemi, yang ditunjukkan oleh proyeksi PDB AS di 2022 yang meningkat menjadi 3,8% dari semula 3,3%.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement