Sementara itu, eksportir utama Indonesia masih tetap khawatir akan terbatasnya pasokan global karena penundaan perizinan berdampak besar pada pengiriman pada kuartal pertama. Kondisi ini diperburuk oleh kekhawatiran akan gangguan perizinan di masa depan hingga sisa tahun ini.
Hal ini memperburuk kemunduran produksi sebelumnya, yang utamanya disebabkan oleh gangguan pertambangan di Negara Bagian Wa, Myanmar di tengah perang yang terjadi di negara tersebut.
Sepanjang 2024, harga timah dalam tren penguatan. Berdasarkan kajian King Research, market size pasar timah global ditaksir bernilai USD 6,86 miliar pada 2023 dan diproyeksikan mencapai USD9,29 miliar pada 2031, tumbuh pada CAGR sebesar 3,91 persen dari 2024 hingga 2031.
Dalam cakupan kerjanya, produksi timah global akan disumbang oleh sejumlah perusahaan seperti sebagai Yunnan Tin Group, PT Timah, Minsur, Malaysia Smelting Corporation Berhad, Thaisarco, Aurubis AG, Guangxi China Tin, Belmont Metals, Zenith Tins Pvt. Ltd., Swastik Kaleng Pvt. Ltd. dan lainnya.
Pasar timah global terutama dipasok oleh beberapa negara produsen utama, termasuk Indonesia, China, Myanmar, dan Peru, yang merupakan produsen timah terbesar.