Sampai dengan September 2021, kawasan Asia masih menjadi destinasi utama ekspor timah TINS dengan kontribusi 53%, disusul Eropa 31% dan Amerika 11%.
Adapun 5 besar negara destinasi ekspor timah TINS secara berurutan adalah Korea Selatan 18%, Belanda 17%, Jepang 16%, Amerika Serikat 11% dan Italia 6%.
Wibisono memandang bahwa adanya pemulihan ekonomi meningkatkan konsumsi terhadap tin-related products antara lain produk elektronik. Hal ini membuat permintaan atas komoditas timah melesat, meskipun tak seirama dengan produksi yang masih landai.
Produksi bijih timah pada Januari - September 2021 mencapai 17.929 ton atau turun 48% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 34.614 ton. Sebesar 44% produksi berasal dari penambangan darat, dan 56% berasal dari penambangan laut. Sementara itu, produksi logam timah mencapai 19.120 metrik ton atau turun 49% dari periode tahun sebelumnya sebesar 37.588 metrik ton.
(IND)