sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

TOBA Menggeliat, Mimpi Bisnis Hijau di Balik Lonjakan Saham

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
04/07/2025 15:32 WIB
Saham TBS Energi Utama Tbk (TOBA) kembali mencuri perhatian setelah mencatat lonjakan signifikan belakangan ini.
TOBA Menggeliat, Mimpi Bisnis Hijau di Balik Lonjakan Saham. (Foto: TBS Energi)
TOBA Menggeliat, Mimpi Bisnis Hijau di Balik Lonjakan Saham. (Foto: TBS Energi)

IDXChannel - Saham TBS Energi Utama Tbk (TOBA) kembali mencuri perhatian setelah mencatat lonjakan signifikan belakangan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 15.11 WIB, saham TOBA melambung 9,15 persen ke level Rp835 per unit. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp203,47 miliar.

Dalam sebulan belakangan, saham TOBA melejit 47,79 persen dan sejak awal 2025 (YtD) terbang 109,80 persen.

Setelah mengalami penurunan panjang selama dua tahun terakhir, saham ini akhirnya menunjukkan tanda-tanda kebangkitan yang cukup kuat.

Kebangkitan TOBA ini tidak lepas dari pola double bottom yang terbentuk sejak awal tahun 2024. Pola ini kemudian dikonfirmasi dengan breakout besar yang disertai lonjakan volume pada pertengahan 2025.

Secara teknikal, saham ini memiliki area support kuat di kisaran 700 hingga 750. Sementara itu, area resistance atau target kenaikan berikutnya berada di sekitar 900, 950, hingga 1.000.

Fokus Kembangkan Bisnis Hijau

TOBA terus melanjutkan transformasi bisnis menuju sektor berkelanjutan. Perusahaan resmi melepas dua aset pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yakni PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) dengan nilai transaksi USD403 juta. Aksi ini menjadi bagian dari strategi perseroan untuk mengurangi ketergantungan pada bisnis berbasis batu bara.

Menurut materi paparan publik 2025, dana hasil divestasi dialihkan untuk memperkuat bisnis pengelolaan limbah, energi baru terbarukan (EBT), dan ekosistem kendaraan listrik. Pada Maret 2025, TBS mengakuisisi Sembcorp Environment asal Singapura, yang bergerak di bisnis pengelolaan limbah dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Akuisisi ini menambah portofolio TBS di sektor limbah, selain kepemilikan atas Asia Medical Enviro Services (AMES) dan ARAH Environmental di Indonesia.

Di sektor EBT, TBS mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) berkapasitas 6 MW di Lampung dan tengah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung (PLTS Terapung) berkapasitas 46 MWp di Batam. Perseroan menargetkan kapasitas terpasang lebih dari 500 MW pada 2030.

Pada lini kendaraan listrik (EV), TBS melalui Electrum—perusahaan patungan dengan GoTo—telah mengoperasikan lebih dari 5.100 unit motor listrik dan lebih dari 300 stasiun penukaran baterai hingga Maret 2025. Ekosistem ini menyasar segmen pengemudi transportasi daring dan logistik.

Dari sisi keuangan, TBS membukukan pendapatan sebesar USD392,8 juta pada periode 12 bulan terakhir hingga kuartal I-2025, turun 21 persen secara tahunan. Namun, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) yang disesuaikan naik 7 persen menjadi USD109,2 juta. Total aset perseroan tercatat meningkat menjadi USD1,05 miliar, sedangkan kas setara kas mencapai USD126,1 juta.

Ke depan, TBS menargetkan sekitar 80 persen pendapatan berasal dari bisnis hijau pada 2030. Perseroan juga menyatakan tetap fokus pada pengembangan bisnis limbah, EBT, dan kendaraan listrik untuk memperkuat portofolio berkelanjutan. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement