Saham DKHH terkoreksi 40,15 persen sejak listing perdana pada 8 Mei 2025 dari harga Rp132 menjadi Rp79. Saham tersebut sempat merah selama sepekan usai IPO hingga disuspensi Bursa selama dua minggu.
DKHH pun menjadi penghuni Papan Pemantauan Khusus Full Call Auction (PPK FCA) setelah dua bulan listing.
Dalam gelaran IPO, DKHH melepas 530 juta saham baru atau 20,78 persen dari modal ditempatkan dan disetor dengan harga pelaksanaan Rp132 per saham. Dengan demikian, perseroan meraup dana segar sebesar Rp69,96 miliar.
Sebagai pemanis, Cipta Sarana juga menerbitkan 265 juta Waran Seri I (DKHH-W) di harga pelaksanaan Rp175 per saham. Dari hasil penerbitan waran ini, perseroan meraup dana tambahan Rp46,37 miliar.
Dana hasil IPO digunakan perseroan untuk pembangunan gedung baru di area RS DKH Cibadak termasuk fasilitas poliklinik, rawat inap eksekutif, dan kelas rawat inap standar.
Kemudian untuk pembelian peralatan medis dan non-medis seperti CT-Scan dan fasilitas penunjang lainnya, renovasi gedung rumah sakit yang sudah ada, serta modal kerja, mencakup biaya pemasaran dan pembayaran vendor farmasi.
(DESI ANGRIANI)