Berkat suntikan dana tersebut, menurut sejumlah analis, BBTN memiliki fundamental yang lebih kuat dan lebih tahan banting di saat Bank Indonesia baru saja menaikkan suku bunga acuannya (BI7DDR) 25 basis poin menjadi 5,75 persen.
"Setelah bunga acuan naik, bank menghadapi tantangan cost of fund. Deposan cenderung mencari bank yang berani menawarkan bunga simpanan lebih tinggi. Bank yang memiliki likuiditas mencukupi dan porsi CASA yang melimpah akan terhindar dari situasi ini,” ujar Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah.
Pada paparan sebelumnya, manajemen BBTN menjelaskan dana hasil rights issue akan meningkatkan kapasitas pembiayaan perusahaan, terutama untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, bahkan menyebut BBTN bakal mampu melipatgandakan pembiayaan paska mendapatkan suntikan modal baru,
"Jadi, ketika bank lain dihadapkan pada pilihan menaikkan bunga simpanan untuk memupuk likuiditas, BBTN justru sibuk memikirkan ekspansi. Dengan kecukupan likuiditas dan biaya dana yang semakin membaik, BBTN bakal lebih kompetitif. Termasuk bersaing di segmen rumah kelas menengah atas," ujar Analis MNC Sekuritas, Tirta Citradi, dalam kesempatan terpisah.