sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tutup Peringati Jumat Agung, Begini Prospek Wall Street Pekan Depan

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
08/04/2023 03:02 WIB
Indeks utama Wall Street libur Jumat (7/4) menyusul peringatan Wafat Isa Al Masih atau yang biasa disebut Jumat Agung.
Tutup Peringati Jumat Agung, Begini Prospek Wall Street Pekan Depan. (Foto: MNC Media)
Tutup Peringati Jumat Agung, Begini Prospek Wall Street Pekan Depan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indeks utama Wall Street libur Jumat (7/4) menyusul peringatan Wafat Isa Al Masih atau yang biasa disebut Jumat Agung.

Pada penutupan Kamis (6/4), Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,01% di 33.485,29, S&P 500 (SPX) menguat 0,36% ke 4.105,02, sedangkan Nasdaq Komposit (IXIC) menanjak 0,76% di 12.087,96.

Analis menilai pelaku pasar sedang meraba kemungkinan apakah lonjakan suku bunga Federal Reserve sudah cukup mampu menahan inflasi, atau justru berakibat pada perlambatan ekonomi, yang terlihat dari rilis data pekerjaan beberapa waktu lalu.

"Pasar sedang mencoba untuk memutuskan apakah kekhawatiran ini karena 'resesi' atau justru karena ekspektasi suku bunga The Fed," kata Analis Baird, Ross Mayfield, dilansir Reuters, Jumat (7/4/2023).

Ross mengatakan pelemahan pasar tenaga kerja di Amerika Serikat merupakan kabar baik karena akan membuat The Fed menahan suku bunganya. Namun, rilis tersebut juga dipandang dapat menjadi katalis negatif karena merupakan gejala awal terbentunya resesi.

Laporan pekerjaan periode Maret menunjukkan ada perlambatan di sektor tenaga kerja. Data non-farm payrolls menunjukkan terdapat 236.000 pekerjaan baru, tetapi lebih rendah dari bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran turun tipis menjadi 3,5%, dari bulan lalu sebesar 3,6%.

Ekonom membaca data pekerjaan bulan Maret sebagai awal periode pertumbuhan yang lebih lambat. Ini dikhawatirkan dapat membentuk tekanan jual di pasar modal.

"Angka non-farm payrolls menunjukkan bahwa ada penurunan permintaan tenaga kerja, sekaligus menandai dampak dari gejolak perbankan baru-baru ini masih berlanjut," kata Ekonom Capital Economics, Andrew Hunter. (WHY)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement