Proyek selanjutnya yang juga tengah digarap oleh INCO yakni, Blok Pomalaa di Sulawesi Tenggara. Dalam membangun Blok Pomalaa, perseroan bekerja sama dengan Huayou China dan Ford Motor.
Pabrik dengan nilai investasi sebesar USD4,5 miliar ini akan dibangun menggunakan teknologi High Pressure Acid Leach (HPAL). Blok Pomalaa diproyeksikan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 120.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MSP). Proyek ini juga diestimasikan rampung pada 2025 mendatang.
Terakhir, INCO juga bekerja sama dengan Huayou China untuk membangun proyek Sorowako Limonite, yang bertujuan untuk memanfaatkan biji limonit di Blok Sorowako, Sulawesi Selatan.
Proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar USD1,8 miliar yang rencananya akan dibangun di Luwu Timur, Sulawesi Selatan dan rampung pada 2026. Pabrik ini juga akan dibangun dengan menggunakan teknologi HPAL, yang akan memiliki kapasitas produksi tahunan 60.000 ton nikel dalam MSP.
“Kami berencana untuk menjalankan proyek ini sebagai pengganti komitmen Investasi KK, untuk meningkatkan ekspansi pabrik RKEF saat ini. Hal ini lebih sejalan dengan visi pemerintah untuk menggalakan investasi untuk mendukung ekosistem mobil listrik,” ungkap Bernadus.