Bisa dibilang, investor cenderung memilih berinvestasi menggunakan momentum ketimbang menyoroti fundamental perusahaan.
Dalam IPO, perusahaan yang bergerak di bidang peternakan dan rumah potong ayam menawarkan sebanyak 800 juta saham atau 20,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
"Kami berkomitmen untuk mengembangkan peternakan dan teknologi untuk menjadikan proses produksi yang lebih efektif dan efisien," kata Komisaris Utama AYAM, Singgih Januratmoko di Gedung Bursa Efek Indonesia pada Kamis (30/11).
Dengan harga yang ditetapkan, perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp80 miliar.
Perihal penggunaan dana, sebesar Rp40,63 miliar akan digunakan untuk pembelian beberapa bidang tanah di Desa Ngawis, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, Yogyakarta.