Namun nilai tukar rupiah sepanjang 2023 relatif lebih resilien dibanding emerging market peers, disertai dengan volatilitas yang terjaga.
Adapun volatilitas rupiah per 8 November 2023 (year to date/YtD) tercatat sebesar 8,59 persen. Ini lebih baik dibanding dengan sejumlah negara lain.
"Kita memag tidak sebaik Filipina yang 7,65 persen, India 4,42 persen tapi dibanding negara lain, (Indonesia) better-lah," ucapnya.
Volatilitas mata uang Rusai, rubel mencapai 27,22; Afrika Selatan, Rand Afrika Selatan 21,13 persen; Malaysia, ringgit sebesar 9,77 persen; Korea Selatan, Won 13,52 persen. Bahkan mata uang Meksiko, peso sebagai salah satu yang menguat cukup tinggi tapi volatilitasnya dua kali mata uang Indonesia, yakni mencapai 16,4 persen.
Meski lebih rendah dibanding beberapa negara, namun BI akan terus berupaya menurunkan volatilitas rupiah karena semakin tidak tinggi akan semakin baik.
Ini juga alasan BI melakukan inovasi, terutama dengan menerbitkan sejumlah instrumen baru seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan menyusul bulan ini Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).