IDXChannel - Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street menutup perdagangan terakhir di 2022 dengan penurunan tajam.
Hal tersebut didorong kenaikan suku bunga yang agresif untuk mengekang inflasi, kekhawatiran resesi, perang Rusia-Ukraina, dan meningkatnya kekhawatiran atas kasus Covid di China.
Melansir Reuters, Sabtu (31/12/2022), tiga indeks utama Wall Street membukukan penurunan tahunan pertama mereka sejak 2018 di mana era kebijakan moneter yang longgar telah berakhir.
Saat ini, laju kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) paling cepat sejak 1980-an.
S&P 500 turun 19,4% tahun ini, menandai penurunan kapitalisasi pasar sekitar USD8 triliun. Nasdaq yang ditopang saham teknologi turun 33,1%, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 8,9%.
Persentase penurunan tahunan untuk ketiga indeks adalah yang terbesar sejak krisis keuangan 2008, sebagian besar didorong penurunan pertumbuhan saham karena kekhawatiran atas kenaikan suku bunga Fed yang cepat sehingga meningkatkan imbal hasil Treasury AS.
"Alasan makro utama, yaitu berasal dari kombinasi gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung yang dimulai pada tahun 2020, lonjakan inflasi, keterlambatan The Fed memulai program pengetatan suku bunga dalam upaya untuk menahan inflasi," ujar kepala strategi investasi di CFRA Research, Sam Stovall.