Dia juga mengutip indikator ekonomi yang menunjukkan resesi, ketegangan geopolitik termasuk perang Ukraina, kasus Covid China yang melonjak, serta ketidakpastian atas Taiwan.
Pertumbuhan saham berada di bawah tekanan, membalikkan tren yang berlangsung selama beberapa dekade terakhir.
Saham teknologi mengalami penurunan paling signifikan, di mana Apple Inc, Alphabet Inc, Microsoft Corp, Nvidia Corp, Amazon.com Inc, Tesla Inc menjadi beban bagi indeks S&P 500. Saham-saham tersebut mengalami penurunan antara 28% dan 66% pada 2022.
S&P 500 turun sekitar 30,1% tahun ini dengan investor lebih memilih sektor yang menghasilkan dividen tinggi dengan pendapatan stabil seperti energi.
Sementara sektor energi mencatat kenaikan tahunan 59% didorong lonjakan harga minyak. (NIA)