Namun, data dari LSEG menunjukkan pasar masih memprediksi tiga kali penurunan suku bunga masing-masing 25 basis poin hingga akhir tahun ini.
Secara historis, indeks S&P 500 telah pulih 0,3 persen sejak 2 April, usai sempat tertekan oleh pengumuman tarif oleh Presiden Donald Trump.
Meski telah mencatat sembilan hari kenaikan beruntun, indeks S&P 500 masih turun 7,5 persen dari rekor tertingginya pada Februari lalu.
Dari sisi makro, lapangan kerja AS naik mencapai 177 ribu pada April 2025, lebih tinggi dari ekspektasi, sehingga memperkecil kemungkinan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.
Ketegangan antara Gedung Putih dan The Fed juga mempengaruhi dinamika pasar. Presiden Trump terus mendesak pemangkasan suku bunga dan sempat mengancam akan memecat Jerome Powell, meski kemudian meredakan retorikanya.