sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Diapit Isu Utang AS dan Tarif Eropa, Nvidia Jadi Sorotan

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
26/05/2025 10:40 WIB
Investor bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bersiap menghadapi pekan krusial.
Wall Street Diapit Isu Utang AS dan Tarif Eropa, Nvidia Jadi Sorotan (Foto: dok AP)
Wall Street Diapit Isu Utang AS dan Tarif Eropa, Nvidia Jadi Sorotan (Foto: dok AP)

IDXChannel - Investor bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bersiap menghadapi pekan krusial. 

Laporan keuangan Nvidia menjadi sorotan seiring kekhawatiran meningkatnya imbal hasil obligasi, dan ekspektasi membengkaknya utang pemerintah AS.

Nvidia dijadwalkan merilis laporan keuangan kuartal I pada Rabu (28/5/2025). Perusahaan semikonduktor chip kecerdasan buatan itu diperkirakan mencetak lonjakan laba hingga 45 persen, dengan pendapatan diproyeksi mencapai USD43,2 miliar

"Fokus pasar sekarang bergeser ke laporan Nvidia. Tema AI masih menjadi pendorong utama pasar, dan Nvidia adalah pusatnya,” ujar CEO Horizon Investment Services, Chuck Carlson, dilansir Investing Senin (26/5/2025).

Meski saham Nvidia turun 2 persen sepanjang tahun ini, investor dinilai masih menaruh harapan besar terhadap kinerja dan proyeksi perusahaan. 

Saham Nvidia, yang populer di kalangan investor ritel, juga dinilai sebagai barometer sentimen pasar. 

"Mengikuti pergerakan saham Nvidia seperti membaca arah emosi pasar," kata CIO Sarmaya Partners, Wasif Latif.

Selain performa keuangan, isu geopolitik turut membayangi Nvidia. Perusahaan ini sebelumnya mengumumkan potensi rugi hingga USD5,5 miliar akibat pembatasan ekspor chip AI H20 ke China oleh pemerintah AS.

Sedianya bursa Wall Street sempat reli tajam dalam beberapa pekan terakhir, sebelum akhirnya koreksi di akhir minggu lalu. Sebelumnya Dow Jones Industrial Average turun 0,61 persen ke 41.603,07. S&P 500 anjlok 0,67 persen ke 5.802,82, dan Nasdaq Composite melemah 1,00 persen ke 18.737,21.

Sentimen investor terganggu oleh kekhawatiran terhadap RUU Pajak yang berpotensi menambah utang AS yang kini sudah mencapai USD36 triliun.

Di sisi lain, ketegangan perdagangan internasional kembali mencuat setelah Presiden Donald Trump menyerukan tarif 50 persen terhadap barang-barang dari Uni Eropa mulai 1 Juni. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif 25 persen pada iPhone yang dijual di AS tetapi diproduksi di luar negeri.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement