sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Dibuka Koreksi Imbas Saham Sektor Ritel Anjlok

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
16/11/2022 22:01 WIB
Tiga indeks wall street Amerika Serikat dibuka melemah pada Rabu (16/11), terbebani penurunan saham sektor ritel.
Wall Street Dibuka Koreksi Imbas Saham Sektor Ritel Anjlok (Dok.MNC)
Wall Street Dibuka Koreksi Imbas Saham Sektor Ritel Anjlok (Dok.MNC)

IDXChannel - Tiga indeks wall street Amerika Serikat dibuka melemah pada Rabu (16/11), terbebani penurunan saham sektor ritel yang memperkuat indikasi bahwa kekhawatiran pasar terhadap inflasi masih cukup besar menjelang pertemuan bank sentral pada Desember.

Dow Jones Industrial Average melemah 0,13% menjadi 33.637,58, S&P 500 turun 0,24% di 3.982,20 dan Nasdaq Composite tertekan 0,71% di level 11.278,33.

Saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Carnival Corp, Viatris, dan Amazon.com. Tiga top gainers ditempati oleh Discover menguat 4,76%, Lincoln National naik 2,52%, dan Lowe's tumbuh 2,61%, sedangkan top losers diduduki oleh Target turun 14,41%, Advance Auto Parts merosot 13,18%, dan Carnival Corp terkapar 12,59%.

Saham raksasa ritel Amerika Serikat, Target Corporation mengalami penurunan signifikan hingga 15,6% pada perdagangan premarket. Pasar tampak meresponnya dengan melakukan aksi jual di saham sejenis seperti Walmart, Macy's Inc, hingga Costco Wholesale.

"Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa ada beberapa kelemahan dalam ekonomi konsumen," kata Thomas Hayes, seorang analis di Great Hill Capital LLC, dilansir Reuters, Rabu (16/11/2022). 

Kendati muncul alarm untuk sektor konsumsi, tetapi data penjualan ritel AS menunjukkan belanja konsumen masih tetap stabil dan dapat membantu menopang ekonomi pada kuartal keempat.

Data menunjukkan penjualan ritel naik 1,3% pada Oktober 2022, setelah datar di bulan September. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ada kenaikan 1% untuk November.

"Data tersebut kemungkinan akan dipakai The Fed sebagai salah satu alasan mengapa laju suku bunga masih diperlukan, mungkin sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan," kata Brian Jacobsen, analis investasi senior di Allspring Global Investments. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement