Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah orang AS yang mengajukan klaim baru pengangguran mencapai 207.000 pada awal Oktober. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi pasar, yang artinya pasar tenaga kerja masih cukup panas di tengah suku bunga tinggi.
Peningkatan jumlah orang bekerja dikhawatirkan akan memacu kenaikan harga. Inflasi yang tinggi bukan merupakan kabar baik di telinga para pejabat bank sentral atau Federal Reserve.
Melansir Reuters, Kamis (5/10/2023), jumlah angka pemutusan hubungan kerja (PHK) juga menurun pada periode September. Ini memastikan masih ketatnya kondisi pasar tenaga kerja.
Menyusul laporan ketenagakerjaan, mata investor akan tertuju pada data non-farm payrolls (NFP) periode September pada Jumat depan. NFP adalah data yang berisikan laporan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat di semua sektor, kecuali sektor pertanian, pegawai pemerintah, pegawai organisasi non-profit, dan pegawai rumah tangga.
Lebih jauh peningkatan imbal hasil (yield) surat utang negara AS (treasury) juga memberi gesekan terhadap bursa saham. Investor ditakutkan bakal berpindah dari aset berisiko seperti saham ke instrumen yang lebih safe-haven. (TSA)