sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Dibuka Melemah, Tertekan Ketidakpastian Tarif Impor AS

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
06/03/2025 23:24 WIB
Wall Street kembali dibuka melemah pada perdagangan Kamis (6/3/2025). Hal itu dipengaruhi ketidakpastian kebijakan tarif impor oleh Trump.
Wall Street Dibuka Melemah, Tertekan Ketidakpastian Tarif Impor AS. (Foto: MNC Media)
Wall Street Dibuka Melemah, Tertekan Ketidakpastian Tarif Impor AS. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Wall Street kembali dibuka melemah pada perdagangan Kamis (6/3/2025). Hal itu dipengaruhi ketidakpastian kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membuat kabur sentimen di pasar modal.

Selain itu, saham-saham chip merosot setelah perkiraan Marvell yang menimbulkan kekhawatiran akan melambatnya permintaan infrastruktur AI.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 158,1 poin atau 0,37 persen di awal perdagangan ke level 42.848,49. Kemudian, indeks S&P 500 melemah 56,8 poin atau 0,97 persen menjadi 5.785,87, sedangkan Nasdaq Composite jatuh 348,2 poin atau 1,88 persen ke level 18.204,528.

“Perusahaan semikonduktor dan pemasoknya merupakan beban berat di pasar, setelah melonjak ke level yang mengejutkan dalam beberapa tahun terakhir karena hiruk pikuk teknologi kecerdasan buatan,” demikian dikutip dari Yahoo Finance pada Kamis (6/3/2025).

Sementara itu, Marvell Technology turun 17,2 persen meskipun laporan kinerja pada untuk kuartal IV-2024 lalu melampaui perkiraan analis. Perusahaan ini juga memperkirakan pertumbuhan pendapatan pada kuartal I-2025 lebih dari 60 persen dari tahun sebelumnya, dengan sedikit peningkatan.

Namun, hal itu tidak cukup bagi para investor yang sudah terbiasa dengan perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan AI yang memiliki kinerja yang selalu melampaui ekspektasi.

Selanjutnya, Nvidia turun 2,2 persen. Perusahaan-perusahaan lain yang telah diuntungkan dari kepemilikan mereka di ekosistem AI juga merosot tajam. Super Micro Computer, yang menjual server yang digunakan dalam AI tercatat turun 2,5 persen.

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement