Anggota Dewan Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller pada Minggu (13/11) mengatakan bank sentral masih jauh dari kata selesai dalam mengerek laju suku bunga, kendati inflasi terbaru melandai di level 7,7% yoy. Bagi Waller, persentase tersebut masih 'sangat besar', meski lebih rendah dari periode sebelumnya.
Menurutnya, rilis inflasi AS tempo hari hanya bagian dari satu data penting, yang tidak merepresentasikan serangkaian makro ekonomi Paman Sam. Dirinya menyebut kondisi inflasi yang mereda sebagai kabar positif, tetapi mempertegas bahwa suku bunga saat ini masih rendah dari level yang mereka ingin kejar.
“Kita harus melihat ini lebih jauh, karena hal terburuk yang bisa saja terjadi adalah saat kita menghentikan (pengetatan), nantinya dapat muncul kembali," katanya dalam Konferensi UBS Australasia, dilansir AFR, Senin (14/11/2022).
Sepanjang pekan ini, fokus pelaku pasar modal AS tertuju pada serangkaian data ekonomi termasuk angka penjualan ritel pada Rabu (16/11), serta pidato sejumlah pejabat Fed ihwal prospek suku bunga.
"Kita butuh banyak konfirmasi tentang proyeksi inflasi pada bulan Desember. Begitu mereka (Fed) menaikkan suku bunga 50 (bps), ada kemungkinan mereka akan menurunkan suku bunganya lagi," kata Ekonom Spartan Capital Securities, Peter Cardillo kepada Reuters.
(FRI)