Kenaikan inflasi terjadi di komponen rumah tangga, layanan kesehatan, rekreasi, pakaian, dan perawatan pribadi. Sementara penurunan harga terjadi untuk mobil baru dan tarif penerbangan.
Meskipun CPI bukan indikator utama inflasi yang digunakan oleh The Fed, pergerakannya tetap menjadi pertimbangan dalam kebijakan suku bunga ke depan.
Gubernur The Fed Jerome Powell sebelumnya menyatakan bahwa ketidakpastian arah inflasi menjadi salah satu alasan utama bank sentral belum memangkas suku bunga, meskipun tekanan dari Presiden AS Donald Trump terus meningkat.
Trump diketahui mendesak pemangkasan suku bunga lebih cepat dan bahkan dikabarkan mempertimbangkan pengganti Powell, demikian melansir Investing, Selasa (15/7/2025).
Berdasarkan FedWatch Tool dari CME Group, pasar kini memperkirakan kemungkinan dua kali penurunan suku bunga pada tahun ini. Setelah rilis CPI, terdapat peningkatan peluang pemangkasan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,25 persen hingga 4,5 persen pada September.
Sementara itu, para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tarif balasan (reciprocal tariffs) yang direncanakan oleh Trump mulai 1 Agustus berpotensi menambah tekanan inflasi.
Namun, analis CIBC Economics mencatat bahwa hingga saat ini dampak dari pengalihan beban tarif kepada konsumen masih "moderat", karena banyak perusahaan telah memperbesar stok barang sebelum tarif diberlakukan.
(NIA DEVIYANA)