sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Perkasa Tersengat Sentimen Nvidia Suntik Investasi Rp83 Triliun ke Intel

Market news editor Anggie Ariesta
18/09/2025 21:05 WIB
Wall Street pada perdagangan Kamis (18/9/2025) waktu setempat dibuka menguat, didorong oleh berita investasi besar dari Nvidia di Intel.
Wall Street Perkasa Tersengat Sentimen Nvidia Suntik Investasi Rp83 Triliun ke Intel. (Foto Istimewa)
Wall Street Perkasa Tersengat Sentimen Nvidia Suntik Investasi Rp83 Triliun ke Intel. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Wall Street pada perdagangan Kamis (18/9/2025) waktu setempat dibuka menguat, didorong oleh berita investasi besar dari Nvidia di Intel dan respons investor terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve. Sektor teknologi menguat, sementara indeks-indeks utama mencatatkan pergerakan campuran.

Mengutip dari laman Investing, Dow Jones Industrial Average naik tipis 38,2 poin atau 0,08 persen ke level 46.056,55, S&P 500 naik 26,5 poin atau 0,40 persen menjadi 6.626,85, dan Nasdaq Composite melonjak 177,8 poin atau 0,80 persen ke level 22.439,111.

Saham Intel melonjak setelah Nvidia mengumumkan investasi sebesar USD5 miliar atau setara Rp83,02 triliun (mengacu kurs Rp16.604 per USD) di perusahaan chipmaker tersebut. Investasi ini merupakan bagian dari kolaborasi yang lebih luas untuk mengembangkan produk data center dan PC.

Kemitraan ini akan menggabungkan teknologi AI dan komputasi Nvidia dengan teknologi CPU dan ekosistem x86 milik Intel.

Kesepakatan tersebut terjadi hanya beberapa minggu setelah Gedung Putih mengatur kesepakatan bagi pemerintah AS untuk mengambil saham besar di Intel. Dukungan dari Nvidia ini membuka lembaran baru bagi Intel setelah bertahun-tahun upaya restrukturisasi perusahaan gagal membuahkan hasil.

Sebelumnya, Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 4,00-4,25 persen. Ini adalah pemangkasan pertama sejak Desember.

Proyeksi terbaru menunjukkan mayoritas pembuat kebijakan mengharapkan dua pemotongan lagi pada 2025, menandai pergeseran fokus bank sentral untuk mendukung pasar tenaga kerja yang melambat sambil tetap mengawasi inflasi.

Ketua The Fed Jerome Powell menggambarkan langkah ini sebagai langkah manajemen risiko untuk mencegah kemungkinan lonjakan pengangguran.

Di sisi lain, data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran menurun minggu lalu, meskipun pasar tenaga kerja telah melunak. Klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 33.000 menjadi 231.000, sebagian membalikkan lonjakan minggu sebelumnya.

Permintaan tenaga kerja melambat, dan para ekonom menyalahkan ketidakpastian yang berasal dari tarif impor. Sementara itu, Bank of England memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level 4 persen setelah pemangkasan bulan lalu.

Sedangkan Bank of Japan yang akan bertemu pada hari Jumat juga diproyeksikan untuk mempertahankan suku bunga di tengah ketidakpastian politik yang meningkat.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement