Saat ini, bursa AS masih menanti langkah Joe Biden untuk mengesahkan paket anggaran senilai US$3,5 triliun yang mencakup usulan kenaikan tarif pajak perusahaan sebesar 26,5 persen dari sebelumnya 21 persen.
Skema yang sedang dibahas di tingkat Kongres ini sempat alot di meja diskusi internal Demokrat mengingat proposal Biden adalah sebesar 28 persen kenaikan pajak korporasi.
Adapun untuk individu berpenghasilan di atas US$400.000 atau pasangan dengan pendapatan di atas US$450.000 bakal dikenai pajak maksimal hingga 39,6 persen.
Di samping itu, sentimen lain yang menggerakkan bursa datang dari kekhawatiran pasar merespons pertumbuhan ekonomi yang melambat sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19.
Kemudian, data dari Departemen Tenaga Kerja mencatat laju harga konsumen melambat dalam enam bulan terakhir, yang menandai tingkat inflasi dimunginkan telah mencapai puncaknya.