IDXChannel - Wall Street selama sepekan ke depan berpeluang tertekan. Sebab, ada kekhawatiran resesi yang meluas di Amerika Serikat.
Tiga indeks saham tersebut juga bakal berjuang melalui krisis perbankan yang diharapkan membukukan keuntungan yang solid pada kuartal pertama. Beberapa investor mengatakan kinerja sektor tersebut dapat berada di bawah tekanan jika resesi secara luas melanda.
Mengutip Reuters, Minggu (2/4/2023), Benchmark S&P 500 (.SPX) membukukan kenaikan 7% untuk kuartal pertama, yang berakhir pada hari Jumat, rebound setelah penurunan hampir 20% pada tahun 2022. Lompatan kuartal pertama Nasdaq Composite (.IXIC) sebesar 16,8% adalah kuartalan terbesar naik sejak 2020.
Investor yang waspada mengatakan keuntungan tersebut membuat saham lebih rentan terhadap penurunan ekonomi, yang mungkin diperparah oleh gejolak di sektor perbankan setelah keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) bulan ini. Banyak yang menunjuk pada valuasi ekuitas, yang tetap tinggi menurut standar historis, sambil berargumen bahwa pendapatan perusahaan mungkin akan turun jauh jika terjadi resesi.
“Jawabannya dengan tegas tidak, pasar sama sekali tidak memperkirakan resesi,” kata Hans Olsen, kepala investasi di Fiduciary Trust Co, yang menjaga dari gejolak pasar di masa depan dengan memegang uang tunai dalam jumlah yang lebih tinggi dari biasanya untuk saham.
"Itu berarti kita bisa mengalami beberapa kejutan yang sangat buruk selama kuartal mendatang," sambungnya.