sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Siap-Siap Sambut Data Inflasi Pekan Ini, Bagaimana Nasibnya?

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
09/10/2023 07:33 WIB
Investor pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street siap menyambut laporan indeks harga konsumen (CPI) untuk mengetahui tingkat inflasi periode September.
Wall Street Siap-Siap Sambut Data Inflasi Pekan Ini, Bagaimana Nasibnya?. (Foto: MNC Media)
Wall Street Siap-Siap Sambut Data Inflasi Pekan Ini, Bagaimana Nasibnya?. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Investor pasar modal Amerika Serikat atau Wall Street siap menyambut laporan indeks harga konsumen (CPI) untuk mengetahui tingkat inflasi periode September. Angka inflasi menjadi perhatian pelaku pasar untuk menilai apakah bank sentral AS (Federal Reserve) akan tetap mempertahankan suku bunganya saat ini dalam jangka waktu yang lama, atau justru menyudahinya.

Indikator FedWatch dari CME Group memproyeksikan peluang 18,5 persen The Fed akan mengerek suku bunga sekali lagi pada bulan November 2023. Namun, peluang mempertahankan suku bunga masih dominan.

Sepanjang minggu ini juga, pasar bersiap menerima laporan keuangan kuartal ketiga sejumlah perusahaan tercatat AS. Bank-bank berkapitalisasi besar akan mengawali penyampaian kinerja mereka selama sembilan bulan berjalan.

Musim laporan keuangan setidaknya dapat mempengaruhi ketiga indeks utama Wall Street dalam jangka pendek yang pada akhir pekan ini berakhir di zona hijau. Pada penutupan Jumat (6/10),  Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,87% di 33.407,58, S&P 500 (SPX) tumbuh 1,18% di 4.308,50, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) menanjak 1,60% menjadi 13.431,34.

"Musim laporan keuangan dapat mempengaruhi bursa saham dalam jangka pendek. S&P 500 masih mencatatkan kenaikan 10 persen sepanjang 2023, setelah mengalami tekanan jual," tulis Reuters, dalam laporannya, dikutip Senin (9/10/2023)

Kenaikan imbal hasil (yield) surat utang negara (Treasury) AS dalam beberapa pekan terakhir sempat menggerus kinerja bursa saham Paman Sam. Ini dikhawatirkan dapat menumpulkan daya tarik saham, sebagai instrumen investasi yang berisiko lebih tinggi dari surat utang.

Secara makro peningkatan harga minyak mentah dunia dikhawatirkan akan kembali memacu inflasi AS, yang ditakutkan akan menjadi bahan bagi The Fed untuk kembali memperketat kebijakannya.

Pada pekan ini, The Fed akan merilis hasil rapat dewan kebijakan mereka dalam  Federal Open Market Committee (FOMC). Setiap pernyataan petinggi The Fed dapat menjadi petunjuk pasar untuk menilai kebijakan moneter yang bakal diambil.

Selain inflasi, angka klaim pengangguran rata-rata AS, dan hasil pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) juga bakal menjadi fokus investor.

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement