Menurut Claudia, salah satu faktor utama rendahnya kesadaran berinvestasi kala itu adalah ketiadaan layanan berupa super-app yang memberikan kemudahan akses terhadap berbagai aset di dunia secara komprehensif. Ia memberikan contoh Robinhood, sebuah aplikasi investasi dan trading untuk multi-aset yang cukup populer di Amerika Serikat sejak 2013 dan dapat diakses dengan mudah melalui ponsel maupun website.
Berbeda dengan di Indonesia, masyarakat di AS terbiasa berinvestasi melalui digital app. Claudia melihat adanya kebutuhan akan layanan serupa di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda produktif.
“Produk-produk investasi di Indonesia juga masih sangat terbatas pada produk-produk yang ditawarkan perusahaan sekuritas berbasis offline. Saat ini, pemain aplikasi investasi memang sudah lumayan banyak. Jadi, pada saat itu, saya memikirkan sebuah konsep yaitu membuat investing super-app. Sebab, kami sangat ingin memberikan akses kepada semua orang untuk bisa mendiversifikasikan dananya ke berbagai kelas aset hanya melalui satu aplikasi,” ujar Claudia kepada Gita Wirjawan tentang alasannya mendirikan Pluang.
Claudia mengatakan Pluang hadir dengan berbagai produk investasi, mulai dari saham hingga reksa dana. Dalam waktu dekat, Pluang akan meluncurkan produk saham-saham Indonesia dan berbagai fitur lainnya.
Tidak hanya itu, dalam rangka memperluas inklusi keuangan secara lebih efektif, Pluang berkolaborasi dengan para finfluencers atau financial influencers salah satunya melalui serial video edukatif bertajuk Pluang Inspire, yang diyakini para sosok finfluencers tersebut dapat menjadi role model atau contoh bahwa berinvestasi dengan pengetahuan dan metode yang tepat merupakan sebuah perjalanan panjang dan bukan untuk meraup keuntungan secara instan.