Namun, meski optimistis bahwa potensi resesi dapat dihindari, Villeroy tetap meyakini bahwa badai inflasi masih tetap bakal menekan perekonomian global, terutama di wilayah Eropa, dalam beberapa bulan ke depan.
Karenanya, Villeroy memastikan bahwa kebijakan suku bunga tinggi yang telah diterapkan ECB lebih dari semester terakhir tetap bakal dijalankan, dan belum akan ditinjau ulang dalam waktu dekat.
Villeroy menyatakan bahwa suku bunga tinggi masih menjadi senjata andalan ECB dalam memerangi tekanan inflasi, yang kini bahkan telah mendekati level 10 persen. Perang tersebut bakal terus dijalankan sampai posisi inflasi dapat ditekan ke level dua persen pada 2025 mendatang.
"Kita harus tetap berada di jalur pertumpuran melawan (tingginya) inflasi. Perang ini sama sekali belum kita menangkan," tegas Villeroy. (TSA)