Corporate Secretary CEKA, Emmanuel Dwi Iriyadi menyebut, berbagai pemberitaan terkait kasus korupsi CPO tidak ada kaitannya dengan perusahaan.
"Berita tersebut tidak menyebutkan PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk sehingga tidak ada kaitan dan atau hubungan hukum dengan perseroan," katanya lewat surat jawaban kepada BEI, pada 19 Juni 2025.
Kembali ke analisis CGSI, Yow memperkirakan potensi dampak finansial dari kasus ini mencapai hampir 2 persen dari total laba bersih Wilmar tahun fiskal 2025, dengan kerugian dari hilangnya pendapatan bunga diperkirakan mencapai USD729 juta.
Yow menambahkan, berbagai persoalan regulasi yang dihadapi Wilmar di Indonesia, ditambah dengan meningkatnya volatilitas harga komoditas akibat tarif impor dari Amerika Serikat (AS) dan ketegangan geopolitik, diperkirakan masih akan membayangi prospek jangka pendek perusahaan tersebut.
Analis CGSI tersebut juga memangkas proyeksi laba inti Wilmar untuk tahun fiskal 2025 hingga 2027 sebesar 0,4 persen hingga 12,5 persen. Revisi ini mempertimbangkan penurunan margin pada segmen pakan ternak dan industri akibat melemahnya margin pengolahan kedelai, serta margin penyulingan sawit yang lebih rendah.