IDXChannel - Sejarah saham KBLV yang merupakan kode emiten dari perusahaan PT First Media Tbk menarik untuk di bahas. PT First Media Tbk adalah perusahaan publik Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
First Media menyediakan Internet broadband, televisi kabel dan layanan transmisi data yang secara kolektif dikenal sebagai "Triple Play". Jaringannya meliputi Jabodetabek, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Bali, Malang, dan Batam.
PT First Media Tbk didirikan pada tanggal 6 Januari 1994 dengan nama PT Safira Ananda. Pada tahun 1995, namanya berubah menjadi PT Tanjung Bangun Semesta dan mulai beroperasi sebagai perusahaan internet kecil di Surabaya.
Kemudian, pada tahun 1998, PT Tanjung Bangun membeli 78% saham PT Aditirta Indonusa, yang telah memiliki lisensi televisi berlangganan untuk menggunakan sistem TV kabel sejak tahun 1996. Awalnya, PT Aditirta diperkirakan beroperasi pada pertengahan tahun 1996, dengan 25 saluran menggunakan merek Multivision. Dengan akuisisi ini, PT Tanjung dapat berperan sebagai perusahaan TV kabel berbayar pertama di Indonesia.
Berdasarkan ketentuan asosiasi Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KBLV meliputi penyediaan layanan melalui jaringan komunikasi pita lebar dan distribusi sinyal elektronik melalui jaringan tersebut.
Bisnis KBLV bergerak di bidang jasa telekomunikasi dan multimedia yang terintegrasi dengan konsep TriplePlay, yaitu menyediakan layanan televisi berlangganan (HomeCable), layanan Internet berkecepatan tinggi (FastNet), dan layanan transmisi data melalui jaringan telekomunikasi digital (DataComm). Konsep bisnis TriplePlay dioperasikan oleh First Media melalui anak perusahaannya yaitu Link Net Tbk (LINK) dan PT First Media Television.
Pada tanggal 27 Januari 2000, KBLV menerima pernyataan efektif dari Bapepam-LK mengenai penawaran umum perdana (IPO) 20.000.000 saham KBLV dengan nilai nominal Rp500 per saham dengan harga Rp500 per saham. Saham ini telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 25 Februari 2000.
Beberapa waktu kemudian, pada tanggal 28 April 2000, namanya diubah kembali menjadi PT Broadband Multimedia Tbk. Saat itu, Grup Lippo memiliki 57,6% sahamnya dan PT Datakom Asia, pemegang saham sebelumnya PT Aditirta, memiliki 13,31%.