Adapun faktor yang memengaruhi besaran nilai uang panai adalah status sosial, tingkat pendidikan, keturunan bangsawan, pekerjaan, hingga paras wajah. Sebagai contoh, semakin tinggi tingkat pendidikan sang perempuan, semakin besar uang panai yang harus dibayar sang calon suami.
Demikian pula dengan status si calon istri apakah sudah berhaji atau belum. Jika sudah berhaji, maka uang panai yang dibayarkan bisa lebih tinggi dibanding calon mempelai perempuan yang belum pergi haji.
Ada dampak positif dan negatif yang muncul dari tradisi uang panai. Dampak positifnya, tingginya nilai uang panai dapat membuat calon mempelai pria akan berusaha keras untuk mempertahankan pernikahannya.
Sebab tingginya nilai uang panai itu akan membuat sang suami memikirkan ulang berapa sulit untuk menikahi perempuan pujaannya dan membuat suami berpikir berkali-kali jika ingin mengajukan cerai.
Sementara dampak negatifnya adalah, karena nilai yang dipatok umumnya tinggi, uang panai terkadang membuat banyak pasangan kekasih yang terkendala kemampuan finansial untuk memenuhi tradisi tersebut.