Pemberian obat untuk penderita epilepsi bertujuan untuk membebaskan pasien dari serangan kejang, atau menurunkan frekeuensi kejang menjadi sangat ringan yang tidak mengganggu kesadaran pasien.
Serangan kejang yang terjadi pada penderita epilepsi bisa berbeda-beda. Seberapa mengganggu serangan tersebut, tentu tergantung pada profesi penderita. Jika ia adalah seorang pelajar atau pekerja dengan mobilitas tinggi, serangan kejang bisa jadi membawa masalah dalam kesehariannya.
Mengutip SMC Hospital (15/1), 60-80% epilepsi dapat diatasi dengan OAE. Sehingga, ada sekitar 20-40% penderita epilepsi yang kebal terhadap pengobatan. Sementara pemakaian obat baru hanya mampu mengatasi sebagian kecil penderita epilepsi yang kebal.
Adapun tindakan bedah epilepsi terbukti mampu membebaskan 70% penderita epilepsi—yang kebal terhadap OAE—dari serangan kejang. Sementara 20% lainnya mengalami perbaikan kondisi, serangannya jadi lebih ringan.
Namun Dokter Spesialis Bedah Epilepsi SMC RS Telogorejo dr. Zainal Muttaqin mengatakan, untuk sampai pada tindakan bedah epilepsi, dibutuhkan beragam pemeriksaan prabedah seperti perekaman listrik otak (EEG) dan MRI.