Ingin Siapkan Dana Pendidikan Anak dari Sekarang, Ikuti Cara Ini!

IDXChannel - Setiap orang tua tentu ingin memberikan pendidikan terbaik bagi putera-puterinya. Namun, dana pendidikan dari waktu ke waktu kian mahal sehingga perlu menabung atau investasi agar buah hati bisa mendapatkan pendidikan berkualitas.
Adapun berbagai jenis investasi dapat dimanfaatkan untuk dana pendidikan. Namun, setiap orang tua harus memahami beberapa hal sebelum berinvestasi.
Perencana keuangan dan CEO Zap Finance Prita Hapsari Ghozie menjelaskan, ada tiga hal yang harus dipastikan orang tua sebelum melakukan investasi. Pertama, pilihan sekolah yang cocok dengan minat dan bakat anak.
Kedua, kemampuan finansial orang tua untuk membayar alokasi SPP bulanan, alokasi investasi dana pendidikan, hingga ingin mempunyai berapa anak. Terakhir, penghasilan apa yang digunakan sebagai sumber dana pendidikan anak.
“Beneran bersyukur sudah membentuk dana pendidikan sejak si Mas lahir, saat dia lulus SMP target dana hingga lulus kuliah Alhamdulillah tercapai berkat investasi di reksa dana. Mau intip gimana persiapannya? Cek sampai habis ya,” tulis Prita di akun Instagram pribadinya @pritaghozie, Senin (27/9/2021).
Setelah orang tua memastikan kemampuan finansial, saatnya action untuk mempersiapkan dana pendidikan anak. Orang tua dapat memulainya dengan riset biaya, menghitung biaya pendidikan di masa depan, menghitung kebutuhan menabung dan berinvestasi, lalu adopsi ke budget bulanan dan tahunan.
Akan tetapi, tidak jarang orang tua kesulitan memilih aset investasi yang cocok untuk dana pendidikan anak. Kata Prita, aset investasi yang paling cocok adalah aset yang mampu dibeli oleh orang tua dan sesuai jangka waktu kebutuhannya.
“Sering banget ditanyakan para orang tua, aset investasi yang paling cocok untuk dana pendidikan anak adalah aset yang mampu dibeli oleh orang tua dan sesuai dengan jangka waktu kebutuhan investasi,” ujar dia.
Prita menerangkan, sebagai contoh jika masuk sekolah di bawah usia 2 tahun, maka pilih tabungan pendidikan dan reksa dana pasar uang. Kemudian, jika masuk sekolah antara usia 2 – 8 tahun, maka pilih SBN ritel, emas, reksa dana (kecuali saham). Sementara, jika masuk sekolah di atas 8 tahun, maka kombinasi antara reksa dana termasuk yang berbasis saham.
Lebih lanjut, Prita menuturkan, orang tua harus tahu strategi berinvestasi. Di mana, saat ini pilihan berinvestasi sudah semakin banyak. Jadi, tidak ada alasan bagi orang tua untuk tidak bisa berinvestasi.
“Kalau sekarang opsinya semakin banyak nominalnya semakin kecil (jadi ga ada alesan lagi ga bisa investasi ya). Jika orang tua tidak memiliki kemampuan untuk “membaca market”, maka teknik terbaik tetaplah investasi secara berkala dan dibantu oleh analisa rekomendasi yang handal,” tandasnya. (NDA)