sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengenal Keuntungan dan Risiko Saham, Wajib Dipahami sebelum Mulai Investasi

Milenomic editor Kurnia Nadya
03/06/2024 16:11 WIB
Saham termasuk instrumen investasi dengan risiko tinggi, karena pergerakan harga saham dapat berfluktuasi dalam waktu singkat dibanding instrumen investasi lain
Mengenal Keuntungan dan Risiko Saham, Wajib Dipahami sebelum Mulai Investasi. (Foto: MNC Media)
Mengenal Keuntungan dan Risiko Saham, Wajib Dipahami sebelum Mulai Investasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Pahami keuntungan dan risiko saham sebelum memulai investasi. Saham adalah salah satu instrumen investasi pasar modal yang berpeluang memberikan keuntungan bila dilakukan dengan benar. 

Sebaliknya, investasi tanpa pemahaman yang cukup tentang keuntungan dan risiko, dapat  membuat investor merugi. Setiap instrumen investasi memiliki keuntungan dan risikonya masing-masing. 

Saham termasuk instrumen investasi dengan risiko tinggi, karena pergerakan harga saham dapat berfluktuasi dalam waktu singkat dibanding pergerakan harga instrumen investasi lain. Misalnya emas dan properti. 

Fluktuasi harga emas dan properti lebih stabil, tidak bergerak terlampau tinggi atau rendah dalam waktu singkat. Namun return yang dihasilkan emas pun tidak setinggi return yang dihasilkan saham. 

Sementara properti memiliki tingkat likuiditas yang rendah, tidak seperti saham dan emas yang cenderung lebih mudah dijual sewaktu-waktu. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, semakin besar potensi return yang didapat, semakin tinggi pula risiko yang mesti diantisipasi. 

Apa saja keuntungan dan risiko yang diperoleh investor ketika berinvestasi di saham? Mengutip beragam sumber, berikut penjelasannya. 

Keuntungan dan Risiko Saham, Kenali Sebelum Mulai Investasi 

Keuntungan 

Capital Gain, salah satu keuntungan utama investasi saham adalah imbal hasilnya. Capital gain didapat dari selisih harga beli dan harga jual. Ketika investor menjual saham dengan harga di atas harga pembeliannya, dia telah mendapatkan keuntungan capital gain. 

Keuntungan capital gain digemari oleh para trader, yakni investor yang melakukan jual-beli saham dalam rentang waktu pendek (harian, mingguan, bulanan) untuk memperoleh capital gain sebesar-besarnya dengan harga pembelian serendah mungkin. 

Sementara investor memperoleh keuntungan capital gain dalam rentang waktu yang lebih panjang, yakni hingga 5-10 tahun. Oleh sebab itu, investor cenderung memilih saham dengan potensi pertumbuhan harga yang stabil. 

Sedangkan trader memilih saham dengan pergerakan harga yang lebih berfluktuasi. Perlu diketahui, saham untuk investasi berbeda dengan saham-saham yang seding di-trading-kan. 

Keuntungan lain yang akan diperoleh investor saham adalah dividen. Banyak emiten yang rutin membagikan bagi hasil (dividen) dari laba bersihnya secara tahunan. Dividen memberikan passive income tahunan.

Oleh karena itu banyak investor yang mengoleksi saham-saham berdividen untuk tujuan ini. Semakin banyak lembar saham dimiliki, semakin besar nominal dividen yang diperoleh tiap tahun. 

Keuntungan lain dari investasi saham adalah likuiditasnya yang relatif lebih tinggi dibanding investasi properti dan reksa dana. Saham lebih mudah dijual. Investor dapat menjual sahamnya sewaktu-waktu. 

Namun perlu diingat, tidak semua saham memiliki likuiditas tinggi. Jika lembar saham terbatas dan saham tidak ramai diperdagangkan, investor akan tetap menemui kesulitan saat ingin menjual sahamnya. 

Risiko Saham 

Lantas apa saja risiko investasi saham? Salah satu yang utama tentu saja capital loss, atau kerugian karena harga jual saham yang lebih rendah dari harga belinya. Capital loss tidak mesti diakibatkan oleh harga saham yang menurun drastis. 

Capital loss bisa terjadi pada investor yang membeli saham di harga tertinggi, lalu terpaksa menjualnya pada harga bawah dengan beragam alasan. Misalnya karena membutuhkan uang mendesak saat harga saham tengah downtren. 

Selain capital loss, risiko lain yang dapat terjadi pada investasi saham adalah risiko perusahaan delisting, yakni ketika emiten keluar dari Bursa Efek Indonesia karena alasan-alasan tertentu. Misalnya karena perusahaannya bangkrut. 

Risiko yang menyertai delisting adalah likuidasi. Ketika perusahaan delisting karena usahanya bangkrut, investor adalah pihak terakhir yang berhak menerima klaim atas aset perusahaan. 

Jika modal perusahaan habis untuk membayar kewajiban utangnya pada pihak lain, maka besar kemungkinan investor tidak akan mendapatkan modalnya kembali. Namun perlu diingat, hal ini tidak terjadi jika perusahaan delisting karena ingin go private. 

Emiten yang delisting karena ingin go private adalah perusahaan yang ingin menjadi perusahaan swasta tertutup. Biasanya karena permodalan usaha sudah solid, sehingga tidak lagi membutuhkan permodalan dari perdagangan sahamnya. 

Untuk perusahaan yang delisting karena sebab ini, investor justru berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang  besar. Sebab perusahaan harus membeli kembali sahamnya dari investor. 

Biasanya perusahaan akan membuka penawaran tinggi agar investor bersedia melepas kepemilikan sahamnya. 

Itulah beberapa keuntungan dan risiko saham yang patut diketahui investor pemula sebelum mulai berinvestasi di pasar modal. (NKK)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement