sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengulik Sejarah JD.ID, Marketplace yang Menutup Layanannya di Indonesia

Milenomic editor Ratih Ika Wijayanti
30/01/2023 15:43 WIB
Sejarah JD.ID tengah menjadi sorotan usai marketplace ini memutuskan untuk menutup layanannya di Indonesia secara permanen. 
Mengulik Sejarah JD.ID, Marketplace yang Menutup Layanannya di Indonesia. (Foto: MNC Media)
Mengulik Sejarah JD.ID, Marketplace yang Menutup Layanannya di Indonesia. (Foto: MNC Media)

Adapun JD.ID sendiri berada di bawah naungan PT Ritel Bersama Nasional. Perusahaan ini merupakan perusahaan berbasis teknologi yang berfokus pada pengembangan platform, termasuk e-commerce, logistik, dan teknologi cerdas di Indonesia. 

Sementara itu, Jingdong atau JD.com sebagai induk utama dari JD.ID merupakan perusahaan yang semula bernama 360 buy. Perusahaan ini didirikan oleh Richard Liu pada tahun 1998. Seiring berjalannya waktu, Richard Liu memfokuskan JD.com pada jual beli berbagai barang dengan sistem e-commerce dan membangun JD Mall sejak 2008 lalu.

Selanjutnya, pada Desember 2010, JD.com kemudian memperluas jaringan pelanggan yang lebih besar dengan menerapkan sistem online e-commerce. Upaya Richard Liu untuk membesarkan JD.com pun berhasil hingga perusahaan ini meraih penghargaan Gross Merchandise Value dengan nilai mencapai USD20,7 triliun. 

Sebagai mitra Jingdong, Provident Capital bukanlah nama baru dalam dunia investasi. Firma ekuitas asal Singapura ini diketahui sudah memiliki portofolio panjang dalam hal investasi. 

Firma ekuitas ini tercatat telah berinvestasi pada sejumlah perusahaan besar di Indonesia seperti Provident Agro, Tower Bersama Group, Provident Biofuels, Merdeka Copper Gold, dan lain sebagainya. Selain itu, Provident Capital juga pernah terlibat dalam pendanaan putaran perdana Seri F Gojek yang Google, JD.Com, dan Tencent.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement