Jadi, setiap pelaku usaha memiliki motif ekonomi yang berbeda dan menempatkan prioritas nilai yang berbeda pula pada tiap motivasinya. Bagi pelaku usaha perseroangan misalnya, memperoleh pendapatan adalah motif ekonomi yang nilainya paling tinggi.
Sementara bagi pebisnis ulung yang telah melakukan usaha berpuluh-puluh tahun dan perusahaan sudah berskala besar, mendapatkan keuntungan dan ekspansi adalah motif ekonomi yang nilainya paling tinggi.
Karena keuntungan yang terus bertumbuh dapat mempertahankan kelangsungan bisnisnya di masa kini hingga masa mendatang. Ada pula pebisnis yang menargetkan penguasaan pangsa pasar, maka inilah yang menjadi motif ekonomi bernilai paling tinggi saat itu.
Melansir Sampoerna Academy (30/8), dilihat dari sisi pelaksana bisnis, berikut ini adalah beberapa macam motif ekonomi:
Motif Individu
- Motif memenuhi kebutuhan
- Motif meningkatkan kesejahteraan
- Motif memperoleh keuntungan
- Motif memperoleh penghargaan
- Motif memperoleh kekuasaan
- Motif sosial
Motif Organisasi (level perusahaan)
- Motif memproduksi barang
- Motif mencari keuntungan
- Motif menjaga kontinuitas
Bagi perusahaan, motif mencari keuntungan adalah motif ekonomi yang paling tinggi nilainya. Karena dari keuntungan itu perusahaan dapat melangsungkan dan melanjutkan kegiatan ekonominya terus menerus.
Itulah penjelasan singkat tentang motif ekonomi yang paling tinggi nilainya.
(Nadya Kurnia)