IDXChannel - Bagi-bagi THR atau salam tempel menjadi momen yang tak terpisahkan pada Hari Raya Lebaran. Tradisi salam tempel di Indonesia sudah dilakukan turun-menurun.
Biasanya orang yang lebih tua memberikan amplop yang berisi sejumlah uang kepada mereka yang lebih muda.
Ternyata tradisi salam tempel sudah ada sejak zaman dahulu dan tidak hanya dilakukan di Indonesia.
Dilansir dari Cash Matters, tradisi memberi salam tempel saat Lebaran sudah ada sejak abad pertengahan. Pertama kali dilakukan pada saat Kekhalifahan Fatimiyah dari Afrika Utara yang membagikan uang, pakaian, atau permen kepada orang-orang saat hari pertama Lebaran.
Dalam KBBI, ‘salam tempel’ merupakan kata kiasan yang artinya bersalaman dengan menyelipkan uang atau amplop berisi uang.
Tradisi pemberian salam tempel ini terus dilakukan hingga akhir era Ottoman sekitar lima abad, yakni disebut eidiyah.
Kemudian tradisi ini mengalami sedikit perubahan. Barang yang diberikan bukan lagi pakaian, makanan, dan permen, tetapi hanya uang dalam pecahan kecil.
Meski demikian, tidak setiap keluarga melakukan tradisi salam tempel berupa uang kepada anak-anak atau kerabat yang lebih muda. Seiring perkembangan zaman, eidiyah sudah tidak lagi hanya berbentuk uang, ada keluarga yang memberikan ponsel atau konsol gim.
Jika ditelusuri lebih jauh, tradisi salam tempel ini merupakan akulturasi budaya Arab dan China. Dosen Ilmu Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang Didi Purnomo mengatakan, dalam tradisi Hari Raya Imlek juga terdapat berbagi-bagi uang yang disebut dengan angpao.
Ada makna di balik tradisi ini, yakni pertama, keinginan untuk berbagi rezeki dari para orang tua, tante, om, paman, dan bibi yang sudah berpenghasilan.
Kedua, untuk mengajarkan anak-anak untuk menabung.
Pada hari raya Lebaran, salam tempel juga dapat dimaknai sebagai reward bagi anak-anak yang berpuasa selama bulan Ramadan. Reward ini kemudian diharapkan dapat membangkitkan semangat anak-anak pada bulan puasa selanjutnya.
Penulis: Prihandini N/Magang
(YNA)