IDXChannel - Sebuah pernikahan menghebohkan terjadi di Thailand, di mana seorang pria membuat sensasi dengan menikahi tiga kekasihnya sekaligus. Pernikahan itu terjadi di Provinsi Nonthaburi, Thailand Tengah.
Pengantin pria terkejut ketika ketiga pacarnya memintanya untuk menikah dan memberinya mahar masing-masing 100 ribu Baht (Rp43 juta) pada ulang tahunnya yang ke-35.
Secara bersama-sama, para wanita itu diketahui memiliki total sembilan anak dengan pengantin pria, yang adalah seorang dokter pengobatan tradisional Thailand.
Thaiger.com melaporkan keluarga poligami itu telah hidup bersama selama beberapa tahun terakhir, seperti dikutip dari sindonews, Jumat (18/11/2022).
Pria itu bernama Suea Supareek, merupakan seorang tabib lokal dan merupakan keturunan Brahmana. Dalam tradisi Brahmana, wanita yang membayar mahar pada pria dalam pernikahan.
Jadi itu sebabnya, ketiga pengantin wanita diam-diam menabung uang mereka untuk memberikan mahar kepada Suea pada hari ulang tahunnya yang ke-35. Para wanita juga memberi emas dan sertifikat tanah pada Suea.
Istri pertama Suea, Nutcharin Phankat (30) telah bersama Suea sejak dia berusia 14 tahun dan memiliki seorang putra dan tiga putri.
Istri kedua Seua, Pitchaya Suraseeruangchai (35), telah bersama pria tersebut selama sembilan tahun dan memiliki tiga putra dan seorang putri bersamanya.
Istri ketiganya, Kawinthida Kulapatchaiyapoom (31) bergabung dengan keluarga itu tujuh tahun lalu dan memiliki seorang putri dengan pengantin prianya.
Sebuah keluarga yang terdiri dari 13 orang tinggal bersama dan didukung oleh karya penyembuhan Suea, yang merawat 400-500 pasien setiap bulan.
Kawinthida, istri ketiga Suea, menjelaskan situasi keluarganya "Saya ingin menyatukan keluarga saya. Ini adalah cinta yang kami miliki untuk waktu yang lama dan anak-anak kami tumbuh bersama," katanya.
“Saya bertemu suami saya di kontes tato. Kami saling mengenal dan dia bilang dia sudah punya dua pasangan. Dia bilang dia seorang dokter dan dia punya anak,” tuturnya.
Kawinthida menambahkan, “Dia selalu jujur dan terbuka dengan kami. Pasangan keduanya meminta saya untuk bergabung dengan mereka dan saya setuju untuk tinggal bersama mereka di bawah satu atap. Kami semua saling membantu untuk mencari nafkah dan bertahan hidup.”
“Istri pertama meminta istri kedua dan istri kedua meminta istri ketiga. Kami menghormati dan percaya pada pengobatan tradisional Thailand dan sangat percaya pada kata ‘empati’ sebagai prinsip yang membuat hidup kita lebih baik."
"Kami belajar bahwa dalam Brahmana, wanita harus melamar pria, jadi kami bertiga berbicara bersama dan setuju membayar mas kawin masing-masing 100 ribu Baht,” tuturnya.
Yang menakjubkan, para wanita itu tidak berkelahi maupun bertengkar, masing-masing sudah memiliki tanggung jawab yang jelas dan saling mendukung. Poligami tidak diizinkan menurut hukum Thailand. Namun, sebagian orang masih tetap mempraktikkan gaya hidup ini.
(Penulis : Ibadikal Mukhlisina/Magang)
(FAY)