IDXChannel - Sekitar 20 negara telah bergabung dalam koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) untuk melindungi lalu lintas komersial di Laut Merah dari serangan militan Houthi asal Yaman.
Namun, jumlah total Pentagon yang baru menunjukkan bahwa setidaknya delapan dari negara-negara yang telah mendaftar juga menolak untuk disebutkan namanya secara terbuka, sebagai tanda kepekaan politik dari operasi ini karena ketegangan regional yang meningkat akibat perang Israel-Hamas.
"Lebih dari 20 negara telah mendaftar untuk berpartisipasi," ujar Juru Bicara Departemen Pertahanan AS Mayor Jenderal Patrick Ryder, dilansir dari Reuters pada Jumat (22/12/2023).
"Kami mengajak negara lain untuk ikut berpartisipasi," lanjutnya.
Sebelumnya, Bahrain, Belanda, Inggris, Italia, Kanada, Norwegia, Prancis, Seychelles, dan Spanyol dikabarkan telah bergabung dengan koalisi pimpinan AS tersebut. Baru-baru ini, Australia dan Yunani juga dilaporkan akan berpartisipasi dalam Operasi Penjaga Kemakmuran.
Menurut Pentagon, delapan negara lainnya menolak untuk dipublikasikan namanya.
"Beberapa negara akan menyumbang kapal, sedangkan negara lainnya mengirim staf atau jenis dukungan lainnya," kata Ryder dalam sebuah konferensi pers.
Operasi Penjaga Kemakmuran diluncurukan AS awal pekan ini seiring makin gencarnya serangan Houthi di Laut Merah. Kelompok militan tersebut mengincar kapal-kapal yang berkaitan dengan Israel sebagai bentuk dukungan kepada Palestina.
Houthi telah menembakkan serangkaian rudal dan drone ke wilayah Israel dan kapal-kapal di Laut Merah. Para militan juga sempat membajak sejumlah kapal.