Selain itu, kata Dwikorita, terjadi juga cuaca ekstrem di Asia dan Oceania. Selain itu, situasi hidrologis melanda di Afrika yang kontras, khususnya Afrika bagian selatan mengalami kekeringan parah yang mempengaruhi ketahanan pangan terhadap 21 juta orang.
“Wilayah seperti cekungan Niger dan wilayah pesisir Afrika Selatan mengalami debit air di atas rata-rata dan banjir besar,” jelasnya.
“Jadi yang satu sisi kering tapi sisi yang lain banjir yang besar itu sangat kontras dan sebetulnya di Indonesia pun terjadi demikian, ada wilayah kita ini mengalami kekeringan tapi di Pulau yang lain mengalami banjir. Jadi nampaknya ini memang sudah mulai terjadi secara merata di berbagai belahan dunia,” katanya.
Selain itu, Dwikorita mengatakan, WMO juga melaporkan terjadinya global water hotspot akibat perubahan iklim yang memberikan tekanan pada sumber daya air sehingga menimbulkan water hotspot.