“Perumahan yang terjangkau harus terhubung dengan pekerjaan, sekolah, dan layanan publik melalui pengembangan berbasis transportasi massal (transit-oriented development). Adaptasi tidak boleh mendorong keluarga ke pinggiran. Adaptasi harus menempatkan mereka di pusat kesempatan,” tuturnya.
Dia menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa perumahan harus menjadi bagian integral dari strategi kota yang inklusif dan tangguh terhadap perubahan iklim.
“Perumahan harus menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal. Ia harus menjadi garis depan ketahanan kota dan fondasi bagi pertumbuhan yang inklusif,” ujar AHY.
Forum Urbanisasi BRICS ke-4 bertujuan memperkuat kerja sama antara negara-negara anggota dan mitra BRICS dalam bidang urbanisasi berkelanjutan. Menko AHY hadir atas undangan langsung dari Menteri Perkotaan Brasil, Jader Barbalho.
Sebagai informasi, BRICS merupakan kelompok ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Forum ini juga melibatkan sejumlah negara mitra seperti Indonesia, Mesir, Ethiopia, Nigeria, Bolivia, dan Kuba, dengan total partisipasi mencapai 72 anggota delegasi dari berbagai kawasan Global South.
(Ahmad Islamy Jamil)