IDXChannel - PT MRT Jakarta (Perseroda) mengungkapkan sejumlah alasan dipilihnya skema co-branding dengan Bank DKI sebagai mitra dalam sistem pembayaran baru MRT Jakarta yakni MartiPay.
Digital Business Department Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ezron Yotham Sinaga menuturkan, pihaknya mencari mitra yang memiliki kompetensi atau core business terkait sistem pembayaran.
"Kenapa Bank DKI? Kita mencari mitra yang memang kompetensi di pembayaran core business-nya. Pembayaran bukan hanya di Jakarta saja, harus bisa seluruh Indonesia, nasional, bisa dipakai di mana pun. Sehingga, kalau (fase) kita lanjut sampai Tangerang, itu tetap MartiPay tetap bisa digunakan," ujarnya dalam paparannya di Gedung Transport Hub, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Lebih lanjut Ezron menerangkan, MRT Jakarta memilih skema co-branding karena dari aspek perizinan hingga maintenance-nya dilakukan oleh mitra, dalam hal ini Bank DKI. Sehingga, MRT Jakarta bisa fokus pada core business-nya yakni pembangunan sarana dan prasana infrastruktur.
"Implementasinya pasti lama. Kenapa? Core business MRT Jakarta bikin rel, stasiun bagus. Kompetensinya bukan payment. Jadi bisa takes time," kata Ezron.
Dengan demikian, Ezron menambahkan, MRT Jakarta bisa tetap fokus memelihara standar pelayanan minimum.
"Kita punya aman nih sistem pembayaran yang independen. Sehingga tetap bisa memelihara standar pelayanan minimum," ujarnya.
Sebelumnya, PT MRT Jakarta (Perseroda) akan segera meluncurkan sistem pembayaran baru bernama MartiPay pada Agustus 2024. Ini merupakan hasil sinergi antar BUMD yakni dengan Bank DKI.
Digital Business Department Head PT MRT Jakarta (Perseroda) Ezron Yotham Sinaga mengungkapkan, sistem pembayaran secara online ini akan menjadi pengganti Kartu Jelajah Berganda (Multi Trip Ticket/MTT) yang tidak lagi dapat digunakan setelah 31 Oktober 2024.
Sehingga, kata dia, diputuskan untuk meluncurkan sistem pembayaran baru berbasis server (server based payment) melalui skema co-branding dengan JakOne Pay, fitur terintegrasi milik Bank DKI. Hal ini agar MRT Jakarta tetap memenuhi standar pelayanan minimum.
"Tidak mungkin MRT Jakarta tidak punya kartu atau sistem pembayaran sendiri. Karena harus, itu merupakan standar pelayanan minimum. Contoh di Hong Kong ada Octopus, KRL punya KMT. MRT Jakarta harus punya tapi MTT sudah sunset, sehingga ya sudah lisensi berbasis kartu kita putuskan untuk lanjutkan dengan gunakan server based payment. Bedanya apa? Chip based saldonya ada di kartu, tapi kalau server based payment saldonya ada di server," ujarnya dalam paparannya di Gedung Transport Hub, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Ezron mengungkapkan, MartiPay akan tersedia di aplikasi MyMRTJ sebagai sarana pembayaran tiket MRT Jakarta secara online dengan menggunakan kode QRIS.
Namun, Ezron masih belum bisa memberikan info lebih lanjut terkait kapan peluncuran MartiPay. Sebab, saat ini masih dalam tahap uji coba dan kematangan persiapan peluncuran sistem.
"Pokoknya Agustus ini, ekspektasi kami, ditunggu saja," kata dia.
(Dhera Arizona)